SIGINEWS, Padang, (SUMBAR)|– Ketua Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Fauzi Bahar, mengapresiasi keberhasilan Polda Sumatera Barat dalam operasi penangkapan yang menyita hingga mencapai 50 kilogram narkotika jenis sabu.
Menurut Fauzi, jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan karena satu kilogram narkoba saja dapat menghancurkan lebih dari 100.000 jiwa, terutama generasi muda Minangkabau.
"Sumatera Barat bukan lagi sekadar tempat transit, tetapi telah menjadi tujuan peredaran narkoba. Ini adalah ancaman serius bagi anak kemenakan kita," ujar Fauzi dalam pernyataannya, Kamis (18/9).
Ia menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau dengan menjauhi narkotika, pergaulan bebas, dan perilaku menyimpang seperti LGBT.
Fauzi Bahar Datuk Nan Sati menyampaikan pesan tegas kepada generasi muda untuk tidak sekali pun mencoba narkoba. "Sekali kalian mencoba, sengsara seumur hidup. Narkoba bukan hanya merusak individu, tetapi juga masa depan keluarga dan nagari," katanya.
Ia juga mengungkapkan rasa prihatin karena tingginya angka pengguna narkoba di Sumatera Barat, seraya mempertanyakan faktor yang menyebabkan fenomena ini.
Ucapan terima kasih disampaikan Fauzi kepada Kapolda Sumatera Barat dan jajarannya yang terus bekerja keras, bahkan di malam hari, untuk mengungkap kasus narkoba, menangani tawuran, dan menjaga keamanan masyarakat. "Ketika kita semua istirahat, polisi tetap di lapangan. Tanpa mereka, siapa yang akan melindungi kita?" ungkapnya.
Fauzi Bahar juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk Badan Narkotika Nasional (BNN), untuk mendukung upaya pemberantasan narkoba.
Ia mengimbau para pemakai dan pengedar untuk sadar dan kembali ke jalan yang benar demi menjaga marwah Minangkabau. "Mari kita dukung ramai-ramai Polda Sumbar dan BNN. Anak kemenakan, sadarlah, jaga Minangkabau kita dari ancaman narkoba," pungkasnya. (red)